Partai Keadilan Sejahtera
Kota Malang

Ahmadi: Kalau Profesional, Kenapa Takut?

Rumor yang merebak di Balaikota Malang, seputar adanya pejabat yang bakal mundur, pasca Pilwali Kota Malang, memancing pandangan sinis dari legislator. Bahkan ketakutan yang kini dirasakan pejabat-pejabat tersebut, merupakan bukti bahwa oknum pejabat yang dikabarkan mulai ‘susun langkah’ tersebut, bekerja tidak profesional dan mencederai status PNS. ‘’Situasi itu (kecemasan dan

ahmadiRumor yang merebak di Balaikota Malang, seputar adanya pejabat yang bakal mundur, pasca Pilwali Kota Malang, memancing pandangan sinis dari legislator. Bahkan ketakutan yang kini dirasakan pejabat-pejabat tersebut, merupakan bukti bahwa oknum pejabat yang dikabarkan mulai ‘susun langkah’ tersebut, bekerja tidak profesional dan mencederai status PNS.
‘’Situasi itu (kecemasan dan ketakutan) salahnya (oknum pejabat) sendiri. Kalau bekerja profesional dan sesuai tupoksi, tidak perlu cemas dan takut,’’ kata wakil ketua DPRD Kota Malang, Ahmadi, kepada Malang Post, kemarin.
Ahmadi menilai, sikap oknum pejabat Pemkot Malang yang ikut-ikutan menguatkan gerakan pemenangan calon wali kota tertentu, menunjukkan bahwa masih ada oknum pejabat yang tak netral. ‘’Itu ada konsekuensi piskologis seperti yang terjadi itu (ketakutan pasca pilkada),’’ kata dia.
Kasus yang terjadi saat ini, lanjut Ahmadi, menjadi pelajaran bagi PNS, terutama para pejabat. Yakni harus netral dan bekerja profesional. Tak perlu ikut-ikutan dalam politik praktis. ‘’Jika memang terjadi, harus insaf. Segera perbaiki diri,’’ tandasnya.
Ketua Komisi A DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi mengatakan, PNS maupun oknum pejabat yang ketakutan pasca pemilukada merupakan hal yang tak wajar. Hal itu menunjukan bahwa oknum pejabat yang sedang dilanda ketakutan, memang ikut dalam politik praktis.
‘’Semestinya tidak perlu ketakutan, itu jika selama ini bekerja secara profesional. Kalau oknum PNS terlibat dalam politik pasti sekarang cemas, takut,’’ katanya.
Arief mengingatkan, para oknum pejabat dan oknum PNS yang terlibat dalam aksi dukung mendukung calon wali kota tertentu itu harus segera bertobat. ‘’Harus sadar diri, introspeksi diri dan bertobat,’’ tegasnya.
Namun demikian, politisi PKB ini menegaskan, memindahkan pejabat, tidak semudah membalik telapak tangan. Pasalnya, mutasi pejabat memiliki acuan dan mekanisme tersendiri.
’’Kami di Komisi A pasti akan mengawasi jalannya pemerintahan dan proses penempatan pejabat. Semuanya harus dilakukan secara profesional dan sesuai mekansime,’’ kata Arief.
Sementara itu, pasca diberitakan tentang beredarnya rumor sejumlah pejabat mengundurkan diri, sejumlah pejabat memilih diam. Rasan-rasan antara pegawai pun berhenti.
Suasana balai kota juga tak seperti biasanya. Jika biasanya lebih ramai dan sibuk oleh aktifitas perkantoran, sejak Senin dan Selasa kemarin tampak tak banyak aktifitas. Sumber Malang Post pun sementara memilih tiarap.
‘’Diam dulu sambil amati orang-orang. Khawatirnya nanti mereka telusuri siapa pembocor rahasia. Tapi kenyataannya memang banyak pejabat yang ketakutan,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Malang, Supriyadi yang dihubungi via ponsel kemarin siang memastikan, tidak ada pejabat setingkat kadis yang ajukan surat pengunduran diri. ‘’Sejauh ini tidak ada,’’ tegas mantan Sekretaris BKD ini.
Supriyadi menjelaskan, sesuai mekanisme yang berlaku, pengunduran diri diajukan kepada wali kota. Baru kemudian wali kota yang menentukan atau memutuskan. ‘’Pengajuan suratnya melalui BKD,’’ kata mantan Kabid Tenaga Fungsional Dinas Pendidikan Kota Malang ini. (sumber: Malang Post)

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Media Sosial

Paling Populer

Dapatkan Info Terbaru

Mari Berlangganan Berita Mingguan Kami

Tidak ada spam, notifikasi hanya tentang berita terbaru, update.

Related Posts

Berita PKS Kota Malang

FIX, PKS Raih 7 Kursi

Malang (04/03), Rapat pleno KPU Kota Malang yang diadakan pada hari Ahad (03/03) sejak pagi berlangsung hingga Senin dini hari baru selesai. Proses pembacaan hasil

Baca selengkapnya...